Minggu, 09 Maret 2014

Lemurian & Atlantis

Konon adalah bangsa Lemurian dulu, ada yang bilang mereka ada sejak 75000 SM hingga kurang lebih tahun 8000 SM. Dan yang kedua adalah bangsa Atlantis yang diperkirakan ada pada masa kurang lebih 20000 SM, berdasarkan penghitungan Plato. Bahwa Atlantis ada kurang lebih 9000 tahun sebelum keberadaannya ( 9400 SM ). Jadi mereka pernah hidup bersama dalam satu waktu.

Kemudian, posisi, Bangsa Lemurian ada yang berpendapat bertempat pada benua yang hilang yan berada di samudra Pasifik sebelah selatan, berdekatan dengan Amerika Selatan. Ada pula yang berpendapat bahwa keberadaan benua yang hilang tersebut berada di selatan India. Terbukti dengan adanya penemuan fosil di sekitar Madagaskar. Benua ini digambarkan memiliki tujuh pegunungan yang berkumpul pada satu titik, yang diantara deretan gunung tersebut ada sebuah sungai yang mengalir di antara dua baris pegunungannya. Sedang bangsa Atlantis dikabarkan berada di antara Benua Amerika, Eropa dan juga Afrika. Meski ada pula yang berkata bahwa Atlantis itu saat ini adalah tempat kita tinggal ini, Indonesia !. Mana yang benar ? Who knows !

Kedua peradaban itu diceritakan memiliki berbagai perbedaan yang sangat jauh, meski di lain sisi juga memiliki persamaan. Bangsa Lemurian diceritakan sebagai bangsa yang sangat maju dengan didukung oleh bagusnya pertanian mereka. Mereka juga mendasarkan kekuatan mereka dengan kekuatan spiritual dan supranatural. Ada yang berkata untuk berbicara mereka tak perlu mengeluarkan kata-kata, cukup dengan telepati. Mereka juga dikatakan dapat berubah wujud menjadi hal-hal imateri semacam cahaya untuk berpindah tempat.

Sedang bangsa Atlantis dikabarkan sebagai yang maju dalam kemiliterannya, memiliki teknologi yang mutakhir, dan kota yang indah. Mereka adalah bangsa yang suka dengan peperangan untuk menguasai bangsa lain. Bangsa yang sejaman dengan mereka yang mereka anggap kuat tentunya ( Lemuria dan Yunani ). Kedua bangsa ini memiliki persamaan pada penggunaan kristal sebagai sumber kekuatannya. Mereka memempatkan kristal-kristal dalam kuil / tempat pemujaan mereka.

Karena kesukaan bangsa Atlantis untuk berperang itulah akhirnya mereka menyerang bangsa Lemurian dan menguasainya. Ada sebagian orang yang berpendapat saat diserang ini ada sebagian dari kaum Lemurian yang pergi ke planet lain. Planet yang berada dalam gugusan bintang Pleiades. Yang sebagian mungkin saat ini kembali ke bumi dalam bentuk Alien. Cerita kedua benua yang kini hilang tersebut dikisahkan diakhiri dengan sebuah bencana banjir besar dan gempa bumi yang mengguncang keduannya. Keduannya tenggelam dan musnah.

Literatur – literatur Peradaban Kuno menjadi acuan penting berkembangnya Sains dan Teknologi dalam Peradaban Keemasan Islam

Memasuki era sains dalam perjalanan masa keemasan Islam menyimpan pelajaran terhadap tingginya sains dan teknologi dalam era Peradaban Kuno ( Abad Sebelum Masehi) memasuki Transformasi peradaban menyentuh bangsa Arab. Para sejarawan mencatat terjadinya perubahan besar berupa pencapain luar biasa di bidang sains dan teknologi. Pada awalnya, tak banyak yang bersentuhan dengan ilmu pengetahuan. Kedatangan Islam mengantarkan mereka pada beragam literatur.

Istilah ilmu atau ilmu yang terdapat dalam kitab suci dan hadis, mendorong geliat tradisi keilmuan. Mereka menyerap ilmu pengetahuan dari beragam sumber. Pedagang dan penjelajah Muslim berperan besar dalam memajukan gairah perubahan di kalangan masyarakat Arab Muslim pada masa awal.

Mereka berasal dari Makkah, Madinah, dan Yaman. Setelah mengadakan perjalanan melintasi gurun pasir, mereka mencapai Mesir, Mesopotamia, dan Suriah yang dikenal sebagai pusat peradaban kuno. Dari wilayah-wilayah itu, berbagai pemikiran ilmiah maupun teknik instrumen lawas dibawa dan diperkenalkan ke jazirah Arab.

Di saat yang bersamaan, muncul kelompok baru di masyarakat Muslim, yakni kalangan terpelajar yang terdiri dari ulama, filsuf, dan cendekiawan. Para tokoh ini sangat tertarik dengan keunggulan peradaban kuno. Mereka menjelma sebagai pendorong utama percepatan kemajuan ilmu di dunia Islam.

Hanya dalam waktu singkat, terjadi perkembangan pesat di bidang politik, sosial, budaya, dan pemikiran. Muhammad Abdul Jabar Beg, peneliti tamu di Cambridge Universtity, Inggris, dalam tulisannya The Origins of Islamic Science menyatakan, Muslim tak hanya mengubah cara pikir, tetapi juga pandangan dunia.

Menurut dia, sikap ini mendorong mereka mengkaji dan mempelajari warisan peradaban kuno yang mereka temukan. Kegiatan itu terus berlangsung hingga masa kekhalifahan pada abad ke-8 Masehi. Para penguasa memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan bidang ilmu.

Buku berjudul Ilmuwan Muslim Pelopor Hebat di Bidang Sains Modern karya sejarawan Ehsan Masood mengungkapkan, salah satu ciri periode pembangunan Islam yakni menyerap keunggulan peradaban lain, memodifikasi, dan melakukan inovasi. Islam kemudian melahirkan sejumlah ilmuwan terkemuka di bidang sains dan teknologi.

Kota-kota pusat ilmu, bermunculan di seantero dunia Islam, mulai dari Damaskus, Basra, Kordoba hingga Kairo. Kegiatan intelektual mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah yang ditandai gencarnya gerakan penerjemahan literatur ilmiah asing.

Beberapa cendekiawan Muslim klasik secara khusus mencatat fenomena perubahan yang terjadi pada masyarakat Arab, terutama kecenderungan akan pen carian ilmu. Mereka itu antara lain Ibnu Qutaibah, AlKhawarizmi, serta Ibnu Al-Qifti. Karya Ibnu Qutaibah berjudul AlMa'arif mengulas hal tersebut dalam perspektif sejarah.

Pada buku ensiklopedia ilmu ini, Ibnu Qutaibah menyingkap beragam pemikiran kuno, termasuk legenda, mitos, dan kepercayaan yang diketahui komunitas Muslim pada masa awal. Terdapat pula kajian terkait ilmu pengetahuan, misalnya, teori penciptaan, astronomi, maupun ilmu bumi.

Deskripsi dari Ibnu Qutaibah menjadi rujukan ilmiah para sarjana Muslim berikutnya, bahkan memengaruhi perkembangan sains di dunia Barat. Sedangkan, buku Mafatih AlUlum (Kunci Ilmu), yang disusun AlKhawarizmi, dipandang sebagai karya umat Islam pertama yang meneliti asal mula sains Islam.

Gagasan itu lantas diperluas AlQifti lewat karyanya, Tarikh AlHukama. Ia menuliskan secara perinci sebanyak 144 biografi filsuf dan cendekiawan kondang pada masa Yunani kuno hingga masa kekhalifahan. Menurut dia, proses transfer ilmu pada masa awal Islam berlangsung lebih pesat di kawasan Semenanjung Arab.

Wilayah itu berdekatan dengan pusat-pusat peradaban kuno. Pengetahuan kuno dalam bidang seni, teknologi, dan pemikiran, disam paikan oleh para hukama (tetua) melalui cerita, dongeng, dan mitos, dari generasi ke generasi. Informasi ihwal pengetahuan dan teknologi itu juga berasal dari para pengembara dan pedagang Islam.

Bangsa Arab menyebut sains kuno itu dengan Ulum Al Awa'il, yang segera disesuaikan dengan tradisi setempat dan mulai digunakan secara luas. Misalnya, roda dan kapal layar yang dite mukan peradaban Mesopotamia. Begitu pula standar timbangan dari bangsa Sumeria. Sistem angka Arab berasal dari peradaban India kuno. Proses peralihan Al Qifti mencatat, hingga akhir abad ke-7 Masehi, orang-orang Arab melakukan proses peralihan pengetahuan masih secara lisan, belum dengan tulisan ilmiah. Keingintahuan yang besar dan semangat keilmuan yang membuncah mampu meningkatkan intensitas interaksi antara umat Islam dan sains teknologi kuno.

Penyebaran agama Islam yang kian luas semakin menambah jumlah orang dari berbagai wilayah untuk memeluk agama ini. Hal itu akan memperbanyak khazanah pengetahuan asing yang dapat diserap. Umat Islam menjadi begitu dekat dengan tradisi, sejarah, dan sains peradaban kuno.

"Sebagai contoh, Khalifah Khalid bin Yazid mengawali studi kimia yang diperolehnya dari literatur kuno," urai Muhammad Abdul Jabar Beg. Catatan sejarah mengungkapkan, sang khalifah merupakan salah satu pakar kimia pertama di dunia Islam. Ia memiliki peran besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Khalifah Khalid bin Yazid mendorong para ilmuwan dari Damaskus, Suriah dan Kairo, serta Mesir untuk menerjemahkan buku-buku bidang kimia, kedokteran, dan astronomi dari literatur Yunani kuno dan Koptik ke dalam bahasa Arab. Selanjutnya, kaum cendekia Muslim mengembangkan pemikiran dan inovasinya sendiri.

Minggu, 25 November 2012

Peristiwa Karbala dalam Pandangan Ahlus Sunnah


Berikut ini kami sajikan sebuah kajian mengenai sejarah dalam Islam oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat dalam memandang persoalan Peristiwa Karbala yang menewaskan salah satu cucu Nabi Muhammad, Husain bin Ali bin Abi Thalib:
Urgensi Sanad
Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan dalam kitab Aqidah al-Wasithiyyah: “Ahlus-Sunnah menahan lidah dari permasalahan atau pertikaian yang terjadi diantara para Sahabat radhiyallahu ‘anhum. Dan mereka juga mengatakan: ‘Sesungguhnya riwayat-riwayat yang dibawakan dan sampai kepada kita tentang keburukan-keburukan para Sahabat radhiyallahu ‘anhum (pertikaian atau peperangan) ada yang dusta dan ada juga yang ditambah, dikurangi dan dirubah dari aslinya (serta ada pula yang shahih-pen). Riwayat yang shahih menyatakan, bahwa para Sahabat radhiyallahu ‘anhum ini ma’dzûrûn (orang-orang yang diberi udzur). Baik dikatakan karena mereka itu para mujtahid yang melakukan ijtihad dengan benar ataupun juga para mujtahid yang ijtihadnya keliru.’”1
Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah memposisikan riwayat-riwayat ini. Ketiga riwayat ini bertebaran dalam kitab-kitab tarikh (sejarah). Dan ini mencakup semua kejadian dalam sejarah Islam, termasuk kisah pembunuhan Husain bin Ali radhiyallahu ‘anhuma di Karbala. Sebagian besar riwayat tentang peristiwa menyedihkan ini adalah kebohongan belaka. Sebagian lagi dha’if dan ada juga yang shahih. Riwayat yang dinyatakan shahih oleh para ulama ahli hadits yang bersesuaian dengan kaidah ilmiah dalam ilmu hadits, (maka) inilah yang wajib dijadikan pedoman dalam mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Dari sini, kita dapat memahami betapa sanad itu sangat penting untuk membungkam para pendusta dan membongkar niat busuk mereka.
Sufyan ats-Tsauri rahimahullah mengatakan; “Sanad itu senjata kaum Muslimin, jika dia tidak memiliki senjata lalu apa yang dia pergunakan dalam berperang?” Perkataan ini diriwayatkan oleh al-Hâkim dalam kitab al-Madkhal.
‘Abdullah bin Mubârak rahimahullah mengatakan; “Sanad ini termasuk bagian dari agama. kalau tidak ada isnad, maka siapapun bisa berbicara semaunya.” Perkataan ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Muqaddimah kitab Shahih Beliau rahimahullah.
Di tempat yang sama, Imam Muslim rahimahullah juga membawakan perkataan Ibnu Sîrin; “Dahulu, mereka tidak pernah bertanya tentang sanad. Ketika fitnah mulai banyak, mereka mengatakan; ‘Sebutkanlah nama orang-orangmu yang meriwayatkannya!’”
Kronologi Terbunuhnya Husain radhiyallahu ‘anhu
Berkait dengan peristiwa Karbala, Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan; “Orang-orang yang meriwayatkan pertikaian Husain radhiyallahu ‘anhu telah memberikan tambahan dusta yang sangat banyak, sebagaimana juga mereka telah membubuhkan dusta pada peristiwa pembunuhan terhadap ‘Utsman radhiyallahu ‘anhu, sebagaimana mereka juga memberikan tambahan cerita (dusta) pada peristiwa-peristiwa yang ingin mereka besar-besarkan, seperti dalam riwayat mengenai peperangan, kemenangan dan lain sebagainya. Para penulis tentang berita pembunuhan Husain radhiyallahu ‘anhu, ada diantara mereka yang merupakan ahli ilmu (ulama) seperti al-Baghawi rahimahullah dan Ibnu Abi Dun-ya dan lain sebagainya. Namun demikian, diantara riwayat yang mereka bawakan ada yang terputus sanadnya. Sedangkan yang membawakan cerita tentang peristiwa ini dengan tanpa sanad, kedustaannya sangat banyak.”2
Oleh karenanya, dalam pembahasan tentang peristiwa ini perlu diperhatikan sanadnya.
Riwayat Shahih tentang Peristiwa Karbala
Riwayat yang paling shahih ini dibawakan oleh Imam al-Bukhâri, nomor 3748:
“Aku diberitahu oleh Muhammad bin Husain bin Ibrâhîm, dia mengatakan; aku diberitahu oleh Husain bin Muhammad, kami diberitahu oleh Jarîr dari Muhammad dari Anas bin Mâlik radhiyallahu ‘anhu, dia mengatakan; ‘Kepala Husain dibawa dan didatangkan kepada ‘Ubaidullah bin Ziyâd3. Kepala itu ditaruh di bejana. Lalu ‘Ubaidullah bin Ziyâd menusuk-nusuk (dengan pedangnya) seraya berkomentar sedikit tentang ketampanan Husain. Anas radhiyallahu ‘anhu mengatakan; ‘Diantara Ahlul-Bait, Husain adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Saat itu, Husain radhiyallahu ‘anhu disemir rambutnya dengan wasmah (tumbuhan, sejenis pacar yang condong ke warna hitam).’”
Kisahnya, Husain bin Ali radhiyallahu ‘anhuma tinggal di Makkah bersama beberapa Shahabat, seperti Ibnu ‘Abbâs dan Ibnu Zubair radhiyallahu ‘anhuma. Ketika Muawiyah radhiyallahu ‘anhu meninggal dunia pada tahun 60 H, anak Beliau Yazîd bin Muâwiyah menggantikannya sebagai imam kaum Muslimin atau khalifah. Saat itu, penduduk Irak yang didominasi oleh pengikut ‘Ali radhiyallahu ‘anhu menulis surat kepada Husain radhiyallahu ‘anhu meminta Beliau radhiyallahu ‘anhu pindah ke Irak. Mereka berjanji akan membai’at Husain radhiyallahu ‘anhu sebagai khalifah karena mereka tidak menginginkan Yazîd bin Muâwiyah menduduki jabatan khalifah. Tidak cukup dengan surat, mereka terkadang mendatangi Husain radhiyallahu ‘anhu di Makkah, mengajak Beliau radhiyallahu ‘anhu berangkat ke Kufah dan berjanji akan menyediakan pasukan. Para Sahabat seperti Ibnu Abbâs radhiyallahu ‘anhuma kerap kali menasehati Husain radhiyallahu ‘anhu agar tidak memenuhi keinginan mereka, karena ayah Husain radhiyallahu ‘anhu, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, dibunuh di Kufah dan Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu khawatir mereka membunuh Husain radhiyallahu ‘anhu juga disana. Husain radhiyallahu ‘anhu mengatakan; “Saya sudah melakukan istikharah dan akan berangkat kesana.”
Sebagian riwayat menyatakan bahwa Beliau radhiyallahu ‘anhu mengambil keputusan ini karena belum mendengar kabar tentang sepupunya, Muslim bin ‘Aqil, yang telah dibunuh disana.
Akhirnya, berangkatlah Husain radhiyallahu ‘anhu bersama keluarga menuju Kufah.
Sementara di pihak yang lain, ‘Ubaidullah bin Ziyâd diutus oleh Yazid bin Muawiyah untuk mengatasi pergolakan di Irak. Akhirnya, ‘Ubaidullah dengan pasukannya berhadapan dengan Husain radhiyallahu ‘anhu bersama keluarganya yang sedang dalam perjalanan menuju Irak. Pergolakan ini sendiri dipicu oleh orang-orang yang ingin memanfaatkan Husain radhiyallahu ‘anhu. Dua pasukan yang sangat tidak imbang ini bertemu, sementara orang-orang Irak yang (telah) membujuk Husain radhiyallahu ‘anhu, dan berjanji akan membantu dan menyiapkan pasukan justru melarikan diri meninggalkan Husain radhiyallahu ‘anhu dan keluarganya berhadapan dengan pasukan ‘Ubaidullah. Sampai akhirnya, terbunuhlah Husain radhiyallahu ‘anhu sebagai orang yang terzhalimi dan sebagai syahid. Kepalanya dipenggal lalu dibawa ke hadapan ‘Ubaidullah bin Ziyâd dan kepala itu diletakkan di bejana.
Lalu ‘Ubaidullah yang durhaka4 ini kemudian menusuk-nusuk hidung, mulut dan gigi Husain radhiyallahu ‘anhu, padahal disitu ada Anas bin Mâlik, Zaid bin Arqam dan Abu Barzah al-Aslami radhiyallahu ‘anhuma. Anas radhiyallahu ‘anhu mengatakan; “Singkirkan pedangmu dari mulut itu, karena aku pernah melihat mulut Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium mulut itu!”
Mendengarnya, orang durhaka ini mengatakan; “Seandainya saya tidak melihatmu sudah tua renta yang akalnya sudah rusak, maka pasti kepalamu saya penggal.”
Dalam riwayat at-Tirmidzi dan Ibnu Hibbân dari Hafshah binti Sirîn dari Anas radhiyallahu ‘anhu dinyatakan:
“Lalu ‘Ubaidullah mulai menusukkan pedangnya ke hidung Husain radhiyallahu ‘anhu.”
Dalam riwayat ath-Thabrâni rahimahullah dari hadits Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu:
“Lalu dia mulai menusukkan pedang yang di tangannya ke mata dan hidung Husain radhiyallahu ‘anhu. Aku (Zaid bin Arqam) mengatakan; ‘Angkat pedangmu, sungguh aku pernah melihat mulut Rasulullah (mencium) tempat itu.’”
Demkian juga riwayat yang disampaikan lewat jalur Anas bin Mâlik radhiyallahu ‘anhu:
“Aku (Anas bin Malik) mengatakan kepadanya; ‘Sungguh aku telah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium tempat dimana engkau menaruh pedangmu itu.’ Lalu Ubaidullah mengangkat pedangnya.”
Demikianlah kejadiannya, setelah Husain radhiyallahu ‘anhu terbunuh, kepala Beliau radhiyallahu ‘anhu dipenggal dan ditaruh di bejana. Dan mata, hidung dan gigi Beliau radhiyallahu ‘anhu ditusuk-tusuk dengan pedang. Para Sahabat radhiyallahu ‘anhuma yang menyaksikan hal ini meminta kepada ‘Ubaidullah, orang durhaka ini, agar menyingkirkan pedang itu, karena mulut Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menempel (di) tempat itu. Alangkah tinggi rasa hormat mereka kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan alangkah sedih hati mereka menyaksikan cucu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, orang kesayangan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dihinakan di depan mata mereka.
Dari sini, kita mengetahui betapa banyak riwayat palsu tentang peristiwa ini yang menyatakan bahwa kepala Husain radhiyallahu ‘anhu diarak sampai diletakkan di depan Yazid rahimahullah. Para wanita dari keluarga Husain radhiyallahu ‘anhu dikelilingkan ke seluruh negeri dengan kendaaraan tanpa pelana, ditawan dan dirampas. Semua ini merupakan kepalsuan yang dibuat Rafidhah (Syiah). Karena Yazid rahimahullah saat itu sedang berada di Syam, sementara kejadian memilukan ini berlangsung di Irak.
Syaikhul-Islam Taimiyyah rahimahullah mengatakan; “Dalam riwayat dengan sanad yang majhul dinyatakan bahwa peristiwa penusukan ini terjadi di hadapan Yazid, kepala Husain radhiyallahu ‘anhu dibawa ke hadapannya dan dialah yang menusuk-nusuknya, gigi Husain radhiyallahu ‘anhu. Disamping dalam cerita (dusta) ini terdapat isyarat yang menunjukkan bahwa cerita ini bohong, maka (untuk diketahui juga-red) para Sahabat yang menyaksikan peristiwa penusukan ini tidak berada di Syam, akan tetapi di negeri Irak. Justru sebaliknya, riwayat yang dibawakan oleh beberapa orang menyebutkan bahwa Yazid tidak memerintahkan ‘Ubaidullah untuk membunuh Husain.”5
Yazid rahimahullah sangat menyesalkan terjadinya peristiwa menyedihkan itu. Karena Mu’awiyah berpesan agar berbuat baik kepada kerabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka, saat mendengar kabar bahwa Husain dibunuh, mereka sekeluarga menangis dan melaknat ‘Ubaidullah. Hanya saja dia tidak menghukum dan meng-qishash ‘Ubaidullah, sebagai wujud pembelaan terhadap Husain secara tegas.6
Jadi memang benar, Husain radhiyallahu ‘anhu dibunuh dan kepalanya dipotong, tapi cerita tentang kepalanya diarak, wanita-wanita dinaikkan kendaraan tanpa pelana dan dirampas, semuanya dha’if (lemah). Alangkah banyak riwayat dha’if serta dusta seputar kejadian menyedihkan ini sebagaimana dikatakan oleh Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah diatas.
Kemudian juga, kisah pertumpahan darah yang terjadi di Karbala ditulis dan diberi tambahan-tambahan dusta. Tambahan-tambahan dusta ini bertujuan untuk menimbulkan dan memunculkan fitnah perpecahan di tengah kaum Muslimin. Sebagian dari kisah-kisah dusta itu bisa kita dapatkan dalam kitab Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah dalam Minhâjus-Sunnah IV/517 dan 554, 556:
  • Ketika hari pembunuhan terhadap Husain radhiyallahu ‘anhu, langit menurunkan hujan darah lalu menempel di pakaian dan tidak pernah hilang dan langit nampak berwarna merah yang tidak pernah terlihat sebelum itu.
  • Tidak diangkat sebuah batu melainkan di bawahnya terdapat darah penyembelihan Husain radhiyallahu ‘anhu.
  • Kemudian mereka juga menisbatkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebuah perkataan yang berbunyi:“Mereka ini adalah titipanku pada kalian, kemudian Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat; ‘Katakanlah: ‘Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upah pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” (QS. asy Syûrâ : 42-23)”Riwayat ini dibantah oleh para ulama diantaranya Ibnu Taimiyyah rahimahullah dengan mengatakan; “Apa masuk di akal, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menitipkan kepada makhluk padahal Allah ‘Azza wa Jalla tempat penitip yang terbaik? Sedangkan ayat diatas yang mereka anggap diturunkan Allah ‘Azza wa Jalla berkenaan dengan peristiwa pembunuhan Husain radhiyallahu ‘anhu, maka ini juga merupakan satu bentuk kebohongan. Karena ayat ini terdapat dalam surat as-Syûrâ dan surat ini Makkiyah. Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan surat ini sebelum Ali radhiyallahu ‘anhu dan Fathimah radhiyallahu anha menikah.”
Husain radhiyallahu ‘anhu Terbunuh sebagai Orang yang Terzhalimi dan Mati Syahid
Ini merupakan keyakinan Ahlus-Sunnah. Pendapat ini berada diantara dua pendapat yang saling berlawanan. Syaikhul-Islam rahimahullah mengatakan; “Tidak disangsikan lagi bahwa Husain radhiyallahu ‘anhuma terbunuh dalam keadaan terzhalimi dan syahid. Pembunuhan terhadap Husain radhiyallahu ‘anhu merupakan tindakan maksiat kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari para pelaku pembunuhan dan orang-orang yang membantu pembunuhan ini. Di sisi lain, merupakan musibah yang menimpa kaum Muslimin, keluarga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan yang lainnya. Husain radhiyallahu ‘anhu berhak mendapatkan gelar syahid, kedudukan dan derajat ditinggikan.”7
Kemudian, di halaman yang sama, Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan bahwa pembunuhan terhadap Husain radhiyallahu ‘anhu tidak lebih besar daripada pembunuhan terhadap para Rasul. Allah ‘Azza wa Jalla telah memberitahukan bahwa Bani Isra’il telah membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar. Pembunuhan terhadap para Nabi itu lebih besar dosanya dan merupakan musibah yang lebih dahsyat. Begitu pula pembunuhan terhadap ‘Ali radhiyallahu ‘anhu (bapak Husain radhiyallahu ‘anhuma) lebih besar dosa dan musibahnya, termasuk pembunuhan terhadap ‘Utsman radhiyallahu ‘anhu juga.
Ini merupakan bantahan telak bagi kaum Syi’ah yang meratapi kematian Husain radhiyallahu ‘anhu, namun, tidak meratapi kematian para Nabi. Padahal pembunuhan yang dilakukan oleh Bani Isra’il terhadap para Nabi tanpa alasan yang benar lebih besar dosa dan musibahnya. Ini juga menunjukkan bahwa mereka bersikap ghuluw (melampau batas) kepada Husain radhiyallahu ‘anhu.
Sikap ghuluw ini mendorong mereka membuat berbagai hadits palsu. Misalnya, riwayat yang menerangkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan, pembunuh Husain radhiyallahu ‘anhu akan berada di tabut (peti yang terbuat dari api), dia mendapatkan siksa setengah siksa penghuni neraka, kedua tangan dan kakinya diikat dengan rantai dari api neraka, ditelungkupkan sampai masuk ke dasar neraka dan dalam keadaan berbau busuk, penduduk neraka berlindung dari bau busuk yang keluar dari orang tersebut dan dia kekal di dalamnya.
Syaikhul-Islam Ibnu Tamiyyah rahimahullah mengomentari riwayat ini dengan mengatakan; “Hadits ini termasuk diantara riwayat yang berasal dari para pendusta.”
Menyikapi Peristiwa Karbala
Menyikapi peristiwa wafatnya Husain radhiyallahu ‘anhu, umat manusia terbagi menjadi tiga golongan. Syaikhul-Islam rahimahullah mengatakan; “Dalam menyikapi peristiwa pembunuhan Husain radhiyallahu ‘anhu, manusia terbagi menjadi tiga, dua golongan yang ekstrim dan satu berada di tengah-tengah.
Golongan Pertama: Mengatakan bahwa pembunuhan terhadap Husain radhiyallahu ‘anhu itu merupakan tindakan benar. Karena Husain radhiyallahu ‘anhu ingin memecah-belah kaum Muslimin. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):
“Jika ada orang yang mendatangi kalian dalam keadaan urusan kalian berada dalam satu pemimpin lalu pendatang hendak memecah-belah jama’ah kalian, maka bunuhlah dia.”8
Kelompok pertama ini mengatakan bahwa Husain radhiyallahu ‘anhu datang saat urusan kaum Muslimin berada dibawah satu pemimpin (yaitu Yazid bin Muawiyah) dan Husain radhiyallahu ‘anhu hendak memecah-belah umat.
Sebagian lagi mengatakan bahwa Husain radhiyallahu ‘anhu merupakan orang pertama yang memberontak kepada penguasa. Kelompok ini melampaui batas, sampai berani menghinakan Husain radhiyallahu ‘anhu. Inilah kelompok ‘Ubaidullah bin Ziyâd, Hajjâj bin Yusûf dan lain-lain. Sedangkan Yazid bin Muâwiyah rahimahullah tidak seperti itu. Meskipun tidak menghukum ‘Ubaidullah, namun ia tidak menghendaki pembunuhan ini.
Golongan Kedua: Mereka mengatakan Husain radhiyallahu ‘anhu adalah imam yang wajib ditaati; tidak boleh menjalankan suatu perintah kecuali dengan perintahnya; tidak boleh melakukan shalat jama’ah kecuali dibelakangnya atau orang yang ditunjuknya, baik shalat lima waktu ataupun shalat Jum’at dan tidak boleh berjihad melawan musuh kecuali dengan izinnya dan lain sebagainya.9
Kelompok pertama dan kedua ini berkumpul di Irak. Hajjâj bin Yûsuf adalah pemimpin golongan pertama. Ia sangat benci kepada Husain radhiyallahu ‘anhu dan merupakan sosok yang zhalim. Sementara kelompok kedua dipimpin oleh Mukhtâr bin Abi ‘Ubaid yang mengaku mendapat wahyu dan sangat fanatik dengan Husain radhiyallahu ‘anhu. Orang inilah yang memerintahkan pasukannya agar menyerang dan membunuh ‘Ubaidullah bin Ziyad dan memenggal kepalanya.
Golongan Ketiga: Yaitu Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah yang tidak sejalan dengan pendapat golongan pertama, juga tidak dengan pendapat golongan kedua. Mereka mengatakan bahwa Husain radhiyallahu ‘anhu terbunuh dalam keadaan terzhalimi dan mati syahid. Inilah keyakinan Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah, yang selalu berada ditengah antara dua kelompok.
Ahlus-Sunnah mengatakan Husain radhiyallahu ‘anhu bukanlah pemberontak. Sebab, kedatangannya ke Irak bukan untuk memberontak. Seandainya mau memberontak, Beliau radhiyallahu ‘anhu bisa mengerahkan penduduk Makkah dan sekitarnya yang sangat menghormati dan menghargai Beliau radhiyallahu ‘anhu. Karena, saat Beliau radhiyallahu ‘anhu di Makkah, kewibawannya mengalahkan wibawa para Sahabat lain yang masih hidup pada masa itu di Makkah. Beliau radhiyallahu ‘anhu seorang alim dan ahli ibadah. Para Sahabat sangat mencintai dan menghormatinya. Karena Beliaulah Ahli Bait yang paling besar.
Jadi Husain radhiyallahu ‘anhu sama sekali bukan pemberontak. Oleh karena itu, ketika dalam perjalanannya menuju Irak dan mendengar sepupunya, Muslim bin ‘Aqîl, dibunuh di Irak, Beliau radhiyallahu ‘anhu berniat untuk kembali ke Makkah. Akan tetapi, Beliau radhiyallahu ‘anhu ditahan dan dipaksa oleh penduduk Irak untuk berhadapan dengan pasukan ‘Ubaidullah bin Ziyâd. Akhirnya, Beliau radhiyallahu ‘anhu tewas terbunuh dalam keadaan terzhalimi dan mati syahid.
Setan Menyebarkan Bid’ah
Syaikhul-Islam mengatakan (10); “Dengan sebab kematian Husain radhiyallahu ‘anhu, setan memunculkan dua bid’ah di tengah manusia.
Pertama: Bid’ah kesedihan dan ratapan para hari ‘Asyûra (di negeri kita ini, acara bid’ah ini sudah mulai diadakan -pen) seperti menampar-nampar, berteriak, merobek-robek, sampai-sampai mencaci-maki dan melaknat generasi Salaf, memasukkan orang-orang yang tidak berdosa ke dalam golongan orang yang berdosa (para Sahabat seperti Abu Bakar dan Umar dimasukkan, padahal mereka tidak tahu apa-apa dan tidak memiliki andil dosa sedikit pun. Pihak yang berdosa adalah yang terlibat langsung kala itu). Mereka sampai mereka berani mencaci Sâbiqûnal-awwalûn. Kemudian riwayat-riwayat tentang Husain radhiyallahu ‘anhu dibacakan yang kebanyakan merupakan kebohongan. Karena tujuan mereka adalah membuka pintu fitnah (perpecahan) di tengah umat.
Kemudian Syaikhul-Islam rahimahullah juga mengatakan; “Di Kufah, saat itu terdapat kaum yang senantiasa membela Husain radhiyallahu ‘anhu yang dipimpin oleh Mukhtâr bin Abi ‘Ubaid al-Kadzdzâb (karena dia mengaku mendapatkan wahyu-pen). Di Kufah juga terdapat satu kaum yang membenci ‘Ali dan keturunan Beliau radhiyallahu ‘anhu. Di antara kelompok ini adalah Hajjâj bin Yûsuf ats-Tsaqafi. Dalam sebuah hadits shahîh dijelaskan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya);
“Akan ada di suku Tsaqif seorang pendusta dan perusak.”
Orang Syi’ah yang bernama Mukhtâr bin Abi ‘Ubaid itulah sang pendusta. Sedangkan sang perusak adalah al-Hajjaj. Yang pertama membuat bid’ah kesedihan, sementara yang kedua membuat bid’ah kesenangan. Kelompok kedua ini pun meriwayatkan hadits yang menyatakan bahwa barangsiapa melebihkan nafkah keluarganya pada hari ‘Asyûra, maka Allah ‘Azza wa Jalla melonggarkan rezekinya selama setahun itu.”
Juga hadits “barangsiapa memakai celak pada hari ‘Asyûra, maka tidak akan mengalami sakit mata pada tahun itu,” dan lain sebagainya.
Kedua: Bid’ah yang kedua adalah bid’ah kesenangan pada hari ‘Asyura. Karena itu, para khatib yang sering membawakan riwayat ini -karena ketidak-tahuannya tentang ilmu riwayat atau sejarah-, sebenarnya secara tidak langsung, masuk ke dalam kelompok al-Hajjâj, kelompok yang sangat membenci Husain radhiyallahu ‘anhu. Padahal wajib bagi kita meyakini bahwa Husain radhiyallahu ‘anhu terbunuh dalam keadaan terzhalimi dan mati syahid. Dan wajib bagi kita mencintai Sahabat yang mulia ini dengan tanpa melampaui batas dan tanpa mengurangi haknya, tidak mengatakan Husain radhiyallahu ‘anhu seorang Imam yang maksum (terbebas dari semua kesalahan), tidak pula mengatakan bahwa pembunuhan terhadap Husain radhiyallahu ‘anhu itu adalah tindakan yang benar.
Pembunuhan terhadap Husain radhiyallahu ‘anhu adalah tindakan maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Itulah sekilas mengenai beberapa permasalahan yang berhubungan dengan peristiwa pembunuhan Husain radhiyallahu ‘anhu. Semoga bermanfaat dan memberikan pencerahan. Kita memohon kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar menghindarkan kita semua dari berbagai fitnah yang disebarkan oleh setan dan para tentaranya.

________________________________________
Catatan Kaki:
1.    ^ Syarhu al-’Aqidah al-Wâsithiyyah, Syaikh Shalih al-Fauzan, halaman198.
2.    ^ Minhâjus-Sunnah, IV/556.
3.    ^ Komandan pasukan yang memerangi Husain radhiyallahu ‘anhu, pada tahun 60-61 H di Irak di sebuah daerah yang bernama Karbala.
4.    ^ Ia disebut orang durhaka, karena dia tidak diperintah untuk membunuh Husain radhiyallahu ‘anhu, namun melakukannya.
5.    ^ Minhâjus-Sunnah, IV/557.
6.    ^ Lihat Minhâjus-Sunnah, V/557-558.
7.    ^ Minhâjus-Sunnah, IV/550.
8.    ^ HR. Muslim, Kitabul-Imârah.
9.    ^ Minhâjus-Sunnah, IV/553.
10.    ^ Minhâjus-Sunnah, IV/554.

Inilah 10 Peristiwa Besar Yang Dilupakan Sejarah Dunia

Daftar ini terinspirasi oleh sebuah buku yang sangat bagus" Lost in Times ". Saya sangat merekomendasikan Anda membeli jika Anda ingin membaca lebih detail tentang, orang-orang cerita dan tempat-tempat dalam daftar ini.

10. Cahokia
Amerika yang Terlupakan di Roma

Cahokia Mounds State Historic Site adalah wilayah dimana kota kuno asli (abad 600-1400 M) dekat Collinsville, Illinois.

Ini adalah situs arkeologi terbesar terkait dengan budaya Mississippian, yang dikembangkan masyarakat maju di Amerika Utara tengah dan timur, dimulai lebih dari lima abad sebelum kedatangan orang Eropa.


Ini adalah National Historic Landmark dan situs yang ditujukan DALAM perlindungan negara. Selain itu, ini adalah salah satu dari hanya dua puluh Situs Warisan Dunia di wilayah Amerika Serikat. Ini adalah konstruksi tanah prasejarah terbesar di Amerika utara Meksiko. Hal ini juga rumah bagi struktur kayu yang muncul identik dengan fungsi Stonehenge.

Pada titik tinggi perkembangannya, Cahokia adalah kota terbesar di utara pusat kota Mesoamerika besar di Meksiko.

Walaupun itu menjadi rumah hanya dari 1.000 orang sebelum tahun 1050, penduduknya tumbuh eksplosif setelah tanggal tersebut. Arkeolog memperkirakan populasi kota di antara 8.000 dan 40.000 pada puncaknya, dengan lebih banyak orang yang tinggal di desa-desa pertanian terpencil yang menyediakan pusat kota utama.Pada 1250, penduduknya lebih besar dari London, Inggris.

Jika perkiraan populasi tertinggi benar, Cahokia lebih besar dibanding kota-kota berikutnya di Amerika Serikat, sampai sekitar tahun 1800, ketika populasi Philadelphia tumbuh melampaui 40.000.

9. Kapal Sultana
Bencana yang terlupakan

kapal uap Sultana adalah paddlewheeler Sungai Mississippi, hancur dalam sebuah ledakan pada tanggal 27 April 1865. Hal ini mengakibatkan bencana maritim terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.Diperkirakan 1.800 dari 2.400 penumpang tewas ketika salah satu dari empat kapal boiler meledak, dan Sultana tenggelam tidak jauh dari Memphis, Tennessee.

Alasan bencana ini sebagian besar dilupakan oleh sejarah adalah karena terjadi segera setelah pembunuhan Presiden Abraham Lincoln, dan selama seminggu Perang Saudara.

Sebagian besar penumpang baru adalah tentara Union, terutama dari Ohio yang baru saja dibebaskan dari kamp penjara Konfederasi seperti Cahawba dan Andersonville.

Pemerintah AS telah mengontrak Sultana untuk mengangkut para mantan tahanan perang kembali ke rumah mereka. Penyebab ledakan adalah boiler bocor dan buruk dan belum diperbaiki.

Boiler (atau "boiler") meledak saat kapal melaju 7 sampai 9 mil ke utara Memphis pukul 2.00 pagi di sebuah ledakan dahsyat yang mengirim beberapa penumpang di dek ke dalam air dan menghancurkan sebagian kapal .

Batu Bara panas menyebar oleh ledakan segera mengubah superstruktur tersisa menjadi neraka, sorotan yang dapat dilihat di Memphis.

8. Ziryab
Budak yang merubah Masyarakat

Ziryab (789-857 M) adalah seorang polymath Persia: seorang penyair, musisi, penyanyi, ahli kecantikan, perancang busana, selebriti, trendsetter, strategi, astronom, botanis, geografi dan mantan budak.

Kebanyakan orang tidak pernah mendengar tentang Ziryab, namun setidaknya dua inovasi nya tetap digunakan sampai hari ini: ia memperkenalkan gagasan tentang hidangan tiga (sup, hidangan utama, puding) dan ia memperkenalkan penggunaan kristal untuk gelas minum (sebelumnya logam merupakan bahan utama).

Dia memperkenalkan asparagus dan sayuran lainnya ke dalam masyarakat, dan membuat perubahan yang signifikan dan penambahan pada dunia musik. Dia memiliki banyak anak, yang semuanya menjadi musisi, dan menyebar warisannya seluruh Eropa. Dia mungkin bisa dianggap sebagai Bach kuno.

Daftar perubahan sosial Ziryab dibuat sangat besar - ia mempopulerkan rambut pendek dan cukur untuk pria, dan memakai pakaian yang berbeda berdasarkan musim.

Dia menciptakan pasta gigi rasa menyenangkan yang membantu kebersihan pribadi (dan umur panjang) di wilayah tersebut, dan juga menemukan sebuah deodoran ketiak. Dia juga mempromosikan mandi dua kali sehari.

7. Peshtigo
Kebakaran di Hutan

Kebanyakan orang membaca ini akan terbiasa dengan Great Chicago Fire yang menewaskan ratusan dan menghancurkan 4 mil persegi dari Chicago, Illinois.

Namun, kebanyakan orang tidak tahu bahwa pada hari yang sama api yang jauh lebih buruk terjadi, di Peshtigo, Wisconsin.8 Oktober 1871, Kebakaran di Peshtigo, Wisconsin, adalah kebakaran yang menyebabkan kematian paling banyak oleh api dalam sejarah Amerika Serikat.

Pada hari yang sama dengan Peshtigo dan kebakaran Chicago, kota Belanda dan Manistee, Michigan, di Danau Michigan, juga dibakar, dan nasib yang sama menimpa Port Huron di ujung selatan Danau Huron.

Pada saat itu berakhir, 1.875 mil persegi hutan telah dikonsumsi dan dua belas komunitas masyarakat hancur. Antara 1.200 dan 2.500 orang diperkirakan telah kehilangan kehidupan mereka.

Api itu begitu kuat itu melonjak beberapa mil di atas perairan Green Bay, dan bagian yang terbakar dari pintu Semenanjung , serta melompat ke Sungai Peshtigo sendiri untuk membakar di kedua sisi kota .

saksi melaporkan bahwa badai yang dihasilkan angin puting beliung yang melemparkan mobil rel dan rumah ke udara.

Banyak yang selamat dari badai yang melarikan diri dari api dengan membenamkan diri dalam Peshtigo Sungai, sumur, atau kubangan lain. namun Beberapa tenggelam sementara yang lain menyerah karena hipotermia di sungai dingin.

6. Gil Eanes
Passing Point of No Return

Nama Gil Eannes hampir ingatkan pada alat rumah tangga; juga adalah bahwa dari tempat yang terkait dengan penjelajah Portugis, Cape Bojador. Eannes juga tidak benar-benar menemukan tanjung ini: tempat itu telah diketahui selama bertahun-tahun.

Untuk penjelajah waktu Eannes's, Bojador mewakili sebuah penghalang unbreachable, titik yang tidak kembali, dan itu adalah pencapaian pahlawan ini enggan untuk lulus bahwa batas tak terlihat, tahun 1434.

Dengan demikian, dia membuka wilayah baru, tidak hanya di darat tetapi di dalam pikiran, dan dengan demikian dimungkinkan zaman keemasan eksplorasi Portugis, dengan segala kemuliaan dan kengerian.

Pada saat itu kebijaksanaan konvensional menyatakan bahwa Matahari paling panas di khatulistiwa. Jadi, bahkan jika sebuah kapal bisa melewati Cape Bojador, Matahari khatulistiwa akhirnya akan membakarnya menjadi bubuk.

Selanjutnya, kapal entah bagaimana berhasil melewati semua bahaya lainnya, awak akan paling karena bertemu monster yang tak terkatakan di wilayah sub-khatulistiwa yang dikenal sebagai Antipodes.

Dengan memiliki keberanian untuk mempertaruhkan nyawanya (akibatnya membuka dunia baru,) Eanes secara menjadi pelopor pada penjelajahan bangsa-bangsa eropa untuk masa - masa selanjutnya. Dia, juga akan disalahkan karena akan menjadi pelopor perkembangan masa - masa perbudakan di eropa

5. Joseph Warren
Bapak Revolusi

Joseph Warren (1741-1775 M) dianggap oleh banyak orang pada masanya sebagai arsitek sebenarnya dari Revolusi Amerika.

Dia adalah tokoh kunci dalam salah satu pihak yang paling terkenal dalam sejarah pesta teh.

ia menulis satu set ketetapan yang berfungsi sebagai cetak biru bagi pemerintah otonom Amerika yang pertama . Ia menyampaikan pidato yang memicu pertempuran pertama dari Perang Revolusi. Ia mengutus Paul Revere keluar di salah satu wahana sejarah yang paling terkenal.

Dia adalah pemimpin Patriot , sebelum Deklarasi Kemerdekaan, untuk mempertaruhkan nyawanya melawan Inggris pada Battlefield (Sandler 55). Dan, sungguh, ia telah banyak hilang dari sejarah. Ia dikelilingi oleh nama-nama yang sangat terkenal dari sejarah Kemerdekaan Amerika, namun namanya sendiri hampir tidak pernah kita dengar hari ini.

Menariknya, saudaranya juag menemukan Harvard Medical School, dan empat belas Nagara bagian di AS memiliki nama County Warren .

4. George de La Tour
Master Yang Dilupakan

Georges de La Tour (13 Maret 1593, Vic-sur-Seille, Moselle - 30 Januari 1652, Luneville) adalah seorang pelukis, yang menghabiskan sebagian besar hidupnya bekerja di Kadipaten Lorraine, (yang diserap ke Prancis antara 1641 dan 1648,) selama hidupnya.

Ia melukis adegan kebanyakan agama diterangi oleh cahaya lilin. setelah berabad-abad ketidakjelasan anumerta, selama abad 20, ia menjadi salah satu yang paling sangat dihormati oleh seniman Baroque di Perancis abad ke-17.

Dalam hidupnya ia dikenal sebagai Pelukis untuk Raja (Perancis), dan dianggap sebagai salah satu seniman terbesar. Sangat sedikit dari karyanya bertahan dan alasan ketidakjelasannya tidak diketahui, namun berkat upaya Hermann Voss, seorang sarjana Jerman, pada tahun 1915 karyanya ditemukan kembali.


3. Pelatihan Harimau 
Pengujian hari H


Latihan harimau, atau Operasi Harimau, adalah nama kode untuk sebuah latihan skala penuh pada tahun 1944 untuk hari-H invasi Normandia.

Selama latihan, satu konvoi Sekutu diserang, mengakibatkan kematian 749 prajurit Amerika. Kurangnya pengetahuan yang luas dari latihan ini adalah disengaja (tidak seperti kebanyakan orang lain di daftar ini).

Untuk menyembunyikan rasa malu yang besar dari kegagalan resmi latihan perang ini, semua yang terlibat disumpah untuk tidak membocorkan rahasia ini sebelum invasi yang sebenarnya.

Ten missing officers involved in the exercise had Bigot–level clearance for D-Day, meaning that they knew the invasion plans and could have compromised the invasion should they have been captured alive.

Sepuluh petugas yang m,engetahui invasi ini hilang, dan rencana invasi sesungguhnya hampir dibatalkan sampai tubuh ke sepuluh petugas latihan ditemukan

Dengan sedikit dukungan atau tidak, dari angkatan bersenjata Amerika atau Inggris, untuk usaha apapun untuk memulihkan tetap mendedikasikan peringatan untuk peristiwa itu, penduduk sipil wilayah Devon dan small ken melakukan acara untuk memperingati peristiwa tersebut, setelah menemukan bukti-bukti setelah terdampar di pantai beachcombing pada awal tahun 1970.


2. Kereta Bawah Tanah Pertama Amerika 
Rahasia Kereta Bawah Tanah New York 

Pada tahun 1904, sistem kereta bawah tanah modern New York secara resmi dibuka dan mengubah kota selamanya. Tapi apa yang kebanyakan orang tidak tahu adalah bahwa itu bukan kereta bawah tanah pertama.

Karena kemacetan yang mengerikan di Broadway, Alfred Ely Beach (pemilik muda dari majalah Scientific muda Amerika) disebut yang mempunyai ide - untuk membangun kereta api bawah tanah, yang menggunakan kipas raksasa untuk mendorong dan menyedot railcar mundur dan maju melalui terowongan.

Karena korupsi komisaris pekerjaan umum, William Tweed, Beach harus mendapatkan persetujuan untuk membangun terowongan itu dengan berpura-pura itu menjadi sebuah sistem pengiriman surat. Tweed (penghasilan yang sebagian besar berasal dari angkutan kota) tidak memveto permintaan.

Beach dan sekelompok kecil orang mulai menggali terowongan di bawah Broadway dalam gelap malam. Seluruh perusahaan dirahasiakan, sebagai kotoran tersembunyi di ruang bawah tanah sebuah gedung dibeli Beach untuk tujuan itu.Pekerjaan berjalan dengan baik, tapi sesaat sebelum mereka bisa menyelesaikan baris pertama mereka mendapat angin dan didukung publik.

Beach tim bekerja ekstra keras untuk menyelesaikan kereta bawah tanah, dan dengan gaya yang mewah mereka membuka untuk umum kereta api bawah tanah pada tanggal 1 Maret 1870. Dia memungut dua puluh lima sen per penumpang untuk perjalanan dari Warren Street ke Murray Street. Ini adalah sukses besar - membawa lebih dari 400.000 penumpang pada tahun pertama beroperasi.

Sayangnya Tweed sangat marah dan memveto ekstensi masa depan kereta bawah tanah. Tweed akhirnya dipenjara karena korupsi, dan izin diberikan untuk Beach untuk melanjutkan pekerjaan memperluas kereta bawah tanah, tapi sayangnya investor pribadi cepat menghilang, karena awal dari krisis ekonomi.

The subway was not completed and remained hidden under the city completely sealed up (complete with the luxury car and machinery) until it was subsumed into the present City Hall Station.

kereta bawah tanah itu tidak diselesaikan dan tetap tersembunyi di bawah kota benar-benar tertutup (lengkap dengan mobil mewah dan mesin) sampai ia dimasukkan ke City Hall Station sekarang.


1. House of Wisdom 
Hilang dalam waktu


Rumah Kebijaksanaan adalah perpustakaan dan terjemahan lembaga di Abbassid-era Baghdad, Irak. Itu adalah institusi kunci dalam Gerakan penTerjemahan , dan dianggap telah menjadi pusat intelektual utama dari Zaman Keemasan Islam .

Rumah merupakan pusat tak tertandingi untuk studiKemanusiann dan bagi ilmu pengetahuan Islam, termasuk matematika Islam, astronomi Islam, kedokteran Islam, alkimia Islam dan kimia, zoologi dan geografi Islam.

Menjabarkan naskah Persia, India dan Yunani termasuk Pythagoras, Plato, Aristoteles, Hippocrates, Euclid, Plotinus, Galen, Sushruta, Charaka, Aryabhata dan-Brahmagupta para ulama mengakumulasi kumpulan pengetahuan yang terbesar di dunia, dan dibangun melalui penemuan mereka.

Seiring dengan semua perpustakaan lainnya di Baghdad, Rumah Kebijaksanaan dihancurkan selama invasi Mongol di Baghdad, pada tahun 1258. Dikatakan bahwa perairan Sungai Tigris menjadi hitam selama enam bulan karena tinta dari sejumlah besar buku yang dilemparkan ke dalam sungai.

Jumlah pengetahuan yang hilang tahun itu tidak dapat digambarkan. Hal ini bahkan lebih mengejutkan karena kebanyakan orang lebih tahu dengan penghancuran perpustakaan Alexandria, tapi sedikit yang tahu tentang hilangnya Rumah Ilmu Pengetahuan Terbesar di baghdad untuk era itu.

Reinventing Government


Konsep reinventing government pada dasarnya merupakan representasi dari paradigma New Public Management dimana dalamNew Public Management (NPM), negara dilihat sebagai perusahaan jasa modern yang kadang-kadang bersaing dengan pihak swasta, tapi di lain pihak dalam bidang-bidang tertentu memonopoli layanan jasa, namun tetap dengan kewajiban memberikan layanan dan kualitas yang maksimal. Segala hal yang tidak bermanfaat bagi masyarakat dianggap sebagai pemborosan dalam paradigma New Public Management (NPM). Warga pun tidak dilihat sebagai abdi lagi, tetapi sebagai pelanggan layanan publik yang karena pajak yang dibayarkan memiliki hak atas layanan dalam jumlah tertentu dan kualitas tertentu pula. Prinsip dalam New Public Management (NPM) berbunyi, “dekat dengan warga, memiliki mentalitas melayani, dan luwes serta inovatif dalam memberikan layanan jasa kepada warga”
Konsep reinventing government, apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia konsep ini berarti menginventarisasikan lagi kegiatan pemerintah. Pada awalnya, gerakan reinventing government diilhami oleh beban pembiayaan birokrasi yang besar, namun dengan kinerja aparatur birokrasi yang rendah. Pressure dari publik sebagai pembayar pajak mendesak pemerintah untuk mengefisiensikan anggarannya dan meningkatkan kinerjanya. Pengoperasian fungsi pelayanan publik yang tidak dapat diefisiensikan lagi dan telah membebani keuangan Negara diminta untuk dikerjakan oleh sektor non-pemerintah. Dengan demikian, maka akan terjadi proses pereduksian peran dan fungsi pemerintah yang semula memonopoli semua bidang pelayanan publik, kini menjadi berbagi dengan pihak swasta, yang semula merupakan “big government” ingin dijadikan “small government” yang efektif, efisien, responsive, dan accountable terhadap kepentingan publik.
Proses inventarisasi dan reduksi pemerintah paling tidak dilakukan melalui dua cara. Pertama, melalui perbaikan menajemen pemerintahan dari gaya birokratis ke gaya entrepreuner yang umumnya diterapkan di sektor bisnis. Perspektif ini mereformasi pendekatan manajemen pelayanan publik di Indonesia yang sebelumnya menggunakan pendekatan birokratis.
Teknik-teknik manajemen yang biasa digunakan disektor bisnis telah digunakan disektor pemerintahan, seperti penyusunan Renstra dan pengukuran kinerja untuk pemerintahan lokal dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang tertuang dalam AKiP (Akuntabilitas Kinerja Pemerintah). Inefisiensi unsur-unsur sektor pemerintah seperti Departemen, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan lain-lain, menyebabkan pendekatan ini mendapatkan tempat, apalagi didukung realita anggaran pemerintah yang mengalami defisit dan keharusan membayar hutang luar negeri (Wijaya, 2006:152).
Cara yang kedua yakni dengan mentransfer beberapa fungsi-fungsi pelayanan publik ke sektor non-pemerintah, seperti penggunaan manajemen kontrak, privatisasi, dan membuka alternatif-alternatif pelayanan sehingga masyarakat memiliki banyak pilihan. Tapi dalam melakukan privatisasi harus terlebih dahulu melalui kajian yang mendalam dan penuh kehati-hatian (prudential measures).
Ada sepuluh prinsip reinventing government yang diungkapkan oleh Osborne dan Gaebler (1996 :29-343), yaitu:

1. Pemerintahan katalis;  fokus pada pemberian pengarahan, bukan produksi pelayanan publik. Pemerintah harus menyediakan beragam pelayanan publik, tetapi tidak harus terlibat secara langsung dengan proses produksinya. Sebaiknya pemerintah memfokuskan diri pada pemberian arahan, sedangkan produksi pelayanan publik diserahkan pada pihak swasta dan/atau sektor ketiga (lembaga swadaya masyarakat dan non profit lainnya). 
2. Pemerintahan milik masyarakat; memberdayakan masyarakat daripada melayani. Pemerintah sebaiknya memberikan wewenang kepada masyarakat sehingga mereka mampu menjadi masyarakat yang dapat menolong dirinya sendirinya (self-help community). 
3. Pemerintah yang kompetitif; menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian pelayanan publik. Kompetisi adalah satu-satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan kompetisi, banyak pelayanan publik yang dapat ditingkatkan kualitasnya tanpa harus memperbesar biaya. 
4. Pemerintah yang digerakkan oleh misi; mengubah organisasi yang digerakkan oleh peraturan menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi. Apa yang dapat dan tidak dapat dilaksanakan oleh pemerintah diatur dalam mandatnya. Namun tujuan pemerintah bukanlah mandatnya tetapi misinya. 
5. Pemerintah yang berorientasi hasil; membiayai hasil bukan masukan. Pada pemerintah tradisional, besarnya alokasi anggaran pada suatu unit kerja ditentukan oleh kompleksitas masalah yang dihadapi. Semakin kompleks masalah yang dihadapi, semakin besar pula dana yang dialokasikan. Kebijakan seperti ini kelihatannya logis dan adil, tapi yang terjadi adalah unit kerja tidak punya insentif untuk memperbaiki kinerjanya. Justru, mereka memiliki peluang baru, semakin lama permasalahan dapat dipecahkan, semakin banyak dana yang dapat diperoleh. Pemerintah wirausaha berusaha mengubah bentuk penghargaan dan insentif itu, yaitu membiayai hasil dan bukan masukan. Pemerintah wirausaha akan mengembangkan suatu standar kinerja yang mengukur seberapa baik suatu unit kerja mampu memecahkan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya. Semakin baik kinerjanya semakin banyak pula dana yang akan dialokasikan untuk mengganti semua dana yang telah dikeluarkan oleh unit kerja tersebut. 
6. Pemerintah berorientasi pada pelanggan; memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi. Pemerintah tradisional seringkali salah dalam mengidentifikasikan pelanggannya. Mereka akan memenuhi semua kebutuhan dan keinginan birokrasi, sedangkan kepada masyarakat seringkali menjadi arogan. Pemerintah wirausaha tidak akan seperti itu. Ia akan mengidentifikasikan pelanggan yang sesungguhnya. Dengan cara seperti ini, tidak berarti bahwa pemerintah tidak bertanggung jawab pada dewan legislatif; tetapi sebaliknya, ia menciptakan sistem pertanggungjawaban ganda : kepada legislatif dan masyarakat. Dengan cara seperti ini, pemerintah tidak akan arogan tetapi secara terus menerus akan berupaya untuk lebih memuaskan masyarakat. 
7. Pemerintahan wirausaha; mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar membelanjakan. Pemerintah tradisional cenderung tidak berbicara tentang upaya menghasilkan pendapatan dari aktivitasnya. Padahal, banyak yang bisa dilakukan untuk menghasilkan pendapatan dari proses penyediaan pelayanan publik. Pemerintah wirausaha dapat mengembangkan beberapa pusat pendapatan, seperti : BPS dan Bappeda yang dapat menjual informasi tentang daerahnya kepada pusat-pusat penelitian, pemberian hak guna usaha kepada pengusaha dan masyarakat, penyertaan modal, dan lain-lain. 
8. Pemerintah antisipatif; berupaya mencegah daripada mengobati. Pemerintah tradisional yang birokratis memusatkan diri pada produksi pelayanan publik untuk memecahkan masalah publik, serta cenderung bersifat reaktif. Pemerintah wirausaha tidak reaktif tetapi proaktif. Ia tidak hanya mencoba untuk mencegah masalah, tetapi juga berupaya keras untuk mengantisipasi masa depan. Ia menggunakan perencanaan strategis untuk menciptakan visi. 
9. Pemerintah desentralisasi; dari hierarki menuju partisipatif dan tim kerja. lima puluh tahun yang lalu, pemerintahan yang sentralistis dan hierarkis sangat diperlukan. Pengambilan keputusan harus berasal dari pusat, mengikuti rantai komando hingga sampai pada staf yang paling berhubungan dengan masyarakat dan bisnis. Pada masa itu, sistem tersebut sangat cocok, karena teknologi informasi masih sangat primitif, komunikasi antar lokasi masih lamban, dan aparatur pemerintah masih sangat membutuhkan petunjuk langsung. Tetapi pada saat sekarang, keadaan sudah berubah, perkembangan teknologi sudah sangat maju dan keinginan masyarakat sudah semakin kompleks, sehingga pengambilan keputusan harus digeser ke tangan masyarakat, asosiasi-asosiasi, pelanggan, dan lembaga swadaya masyarakat.  
10. Pemerintah berorientasi pada mekanisme pasar;mengadakan perubahan dengan mekanisme pasar (sistem insentif ) dan bukan dengan mekanisme administratif (sistem prosedur dan pemaksaan). Manajemen pemerintahan yang mengimplementasikan pemikiran New Public Management ini sangat berorientasi pada jiwa dan semangat kewirausahaan, maka manajemen publik baru di tubuh pemerintah dapat disebut sebagai Manajemen Kewirausahaan. Di dalam doktrin Reinventing Government, pemerintah dianjurkan untuk meninggalkan paradigma administrasi tradisional yang cenderung mengutamakan sistem dan prosedur, dan menggantikannya dengan orientasi pada kinerja atau hasil kerja.  

Selanjutnya, bagaimana konsep birokrasi entrepreneurial ini dapat diterapkan di Indonesia, terutama dalam konteks otonomi daerah? Dengan kata lain, apa yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan birokrasi yang mempunyai semangat wirausaha ini dalam birokrasi pemerintahan daerah sehingga tujuan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah dapat dicapai dengan baik.
Untuk menjawab permasalahan ini, Osborne dan Plastrik menyatakan bahwa setidaknya terdapat lima strategi yang dapat digunakan untuk melakukan perubahan yang mendasar dalam rangka mendorong peningkatan kemampuan birokrasi yang efektif dan efisien, ataupun kemampuan menyesuaikan atau adaptability, dan kapasitas untuk memperbarui sistem dan organisasi publik.
 1. Strategi inti (the core strategy)
Strategi ini menentukan tujuan (the purpose) sebuah sistem dan organisasi publik. Jika sebuah organisasi tidak mempunyai tujuan yang jelas atau mempunyai tujuan yang banyak atau saling bertentangan, maka organisasi itu tidak dapat mencapai kinerja yang tinggi. Dengan kata lain, sebuah organisasi publik akan mampu bekerja secara efektif jika ia mempunyai tujuan yang spesifik. Oleh karena itu, adalah penting bagi para pemimpin organisasi-organisasi publik untuk menetapkan terlebih dahulu tujuan organisasinya secara spesifik.
Jadi dengan demikian penetapan visi dan misi organisasi juga mempunyai peran yang sama pentingnya dalam melengkapi tujuan organisasi publik. Hal ini penting sebagai usaha agar karyawan atau pegawai mempunyai arah dan pegangan yang jelas. Di luar itu, strategi ini terutama berkaitan dengan usaha-usaha memperbaiki pengarahan (steering).

2. Strategi konsekuensi (the consequences strategy) 
Strategi ini menentukan insentif-insentif yang dibangun ke dalam sistem publik. Birokrasi memberikan para pegawainya insentif yang kuat untuk mengikuti peraturan-peraturan, dan sekaligus, mematuhinya. Pada model birokrasi lama, para pegawai atau karyawan memperoleh gaji yang sama terlepas dari yang mereka hasilkan.
Dalam rangka reinventing government, seperti diungkapkan oleh Osborne dan Plastrik, mengubah insentif adalah penting dengan cara menciptakan konsekuensi-konsekuensi bagi kinerja. Jika perlu, organisasi-organisasi publik perlu ditempatkan dalam dunia usaha (market place), dan membuat organisasi tergantung pada konsumennya untuk memperoleh penghasilan. Namun, jika hal ini tidak layak untuk dilakukan, maka perlu dibuat kontrak atau perjanjian guna menciptakan persaingan antara organisasi-organisasi publik dan swasta (atau persaingan antar organisasi publik).
Hal ini karena pasar dan persaingan menciptakan insentif-insentif yang jauh lebih kuat sehingga organisasi publik terdorong untuk memberikan perbaikan-perbaikan kinerja yang lebih besar. Insentif dan persaingan ini dapat mempunyai bentuk yang beragam, seperti tunjangan kesehatan, kenaikan gaji, atau memberikan penghargaan bagi organisasi-organisasi publik yang mempunyai kinerja yang lebih tinggi.


3. Strategi pelanggan (the customers strategy) 
Strategi ini terutama memfokuskan pada pertanggungjawaban (accountability). Berbeda dengan birokrasi lama, dalam birokrasi model baru, tanggung jawab para pelaksana birokrasi publik hendaknya ditempatkan pada masyarakat, atau dalam konteks ini dianggap sebagai pelanggan. Dengan demikian, tanggung jawab tidak lagi semata-mata ditempatkan pada pejabat birokratis di atasnya, tetapi lebih didiversifikan kepada publik yang lebih luas.
 Model pertanggungjawaban seperti ini diharapkan dapat meningkatkan tekanan terhadap organisasi-organisasi publik untuk memperbaiki kinerja ataupun pengelolaan sumber-sumber organisasi. Selanjutnya, dengan memberikan pertanggungjawaban kepada masyarakat/konsumen, akan dapat menciptakan informasi, yaitu tentang kepuasan para konsumen terhadap hasil-hasil dan pelayanan pemerintahan tertentu. Dengan kata lain, penyerahan pertanggungan jawab kepada para konsumen berarti bahwa organisasi-organisasi publik harus mempunyai sasaran yang harus dicapai, yaitu meningkatkan kepuasan konsumen (customers satisfaction).

4. Strategi Pengawasan (the control strategy) 
Strategi ini menentukan di mana letak kekuasaan membuat keputusan itu diberikan. Dalam sistem birokrasi lama, sebagian besar kekuasaan tetap berada di dekat puncak hierarkhi. Dengan kata lain, wewenang tertinggi untuk membuat keputusan berada pada puncak hierarkhi.
Perkembangan birokrasi modern yang semakin kompleks telah membuat organisasi menjadi tidak efektif. Hal ini karena proses pengambilan keputusan harus melalui jenjang hierakhi yang panjang sehingga membuat proses pengambilan keputusan cenderung lamban, dan jika hal ini dipaksakan, maka jika dilewati akan membawa dampak terjadinya bureaucracy barierrs. Pada akhirnya, secara keseluruhan, sistem kinerja birokrasi dalam menangani masalah dan memberikan pelayanan kepada masyarakat akan berlangsung lamban karena bawahan tidak diberi ruang yang cukup untuk mengambil inisiatif dalam memecahkan masalah.
Lebih lanjut, dalam model birokrasi lama, para pengelola atau manajer mempunyai pilihan-pilihan yang terbatas, dan keleluasan atau fleksibilitas mereka dihimpit oleh ketentuan-ketentuan anggaran yang terinci, peraturan-peraturan perorangan, sistem pengadaan (procurement systems), praktek-praktek audit, dan sebagainya. Karyawan hampir tidak mempunyai kekuasaan untuk membuat keputusan. Akibatnya, organisasi-organisasi pemerintah lebih menanggapi perintah-perintah baru dibandingkan dengan situasi yang berubah atau kebutuhan-kebutuhan pelanggan.
Oleh karena itu, adalah penting mendesentralisasikan pembuatan keputusan kepada pejabat-pejabat dan karyawan atau pegawai birokrasi di bawahnya karena hal ini akan mendorong timbulnya rasa tanggung jawab dikalangan para pegawai birokrasi, dan dalam konteks yang luas mendorong keterlibatan masyarakat dalam proses implementasi kebijakan.

5. Strategi budaya (the culture strategy) 
Strategi ini menentukan budaya organisasi publik yang menyangkut nilai, norma, tingkah laku, dan harapan-harapan para karyawan. Budaya ini akan dibentuk secara kuat oleh tujuan organisasi, insentif, sistem pertanggungjawaban, dan struktur kekuasaan organisasi. Dengan kata lain, mengubah tujuan, insentif, sistem pertanggungan jawab, dan struktur kekuasaan organisasi akan mengubah budaya.
 

Bla... Bla.... Bla...... Copyright © 2012 -- Template created by samsualdi -- Powered by Blogger